Report Abuse

Growing Umma

Sedekah Oksigen dengan Tanaman Hias

Post a Comment

 

الرَّحِيم الرَّحْمَنِ اللَّهِ بِسْمِ

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Ummahat, oksigen adalah anugerah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tidak ternilai harganya. Ya harga oksigen ketika pandemi covid-19 melambung tinggi ke langit ke tujuh yak an um. Lalu apa sebagai khalifah dibumi kita bisa sedekah oksigen dengan tanaman hias? Bisa umm, yuk kita simak bersama.

Sedekah Oksigen dengan Tanaman Hias

Sekilah Mengenai Umma Wiwi

Umma dengan nama lengkap Wiwi Holiyah ini berdomisili di Cicalengka Kabupaten Bandung. Umma dari satu putri berusia 2.5 tahun ini pernah bekerja sebagai staf pada  industri farmasi. Beliau memutuskan mengundurkan diri  sejak kehamilan usia 36 minggu untuk utuh membersamai sang buah hati.

 
Sedekah Oksigen dengan Tanaman Hias

Berawal dari pemberian sang mertua setiap pulang berkunjung, umma wiwi dan suami bertekad melakukan sedekah oksigen dengan tanaman hias. Beliau mengalokasikan waktu pada pagi dan sore hari untuk menyirami tanaman tersebut sembari mengajak sang buah hati bermain dengan alam. Cuaca tempat tinggal yang beliau yang kaya dengan matahari menjadi pendukung atas niat baik tersebut.

 

Tanaman Hias dan Perawatannya

Umma Wiwi dan suami melakukan perawatan misalnya pemupukan atau propagasi pada akhir pekan. Sirih Gading, Kuping Gajah, Aglonema, Caladium, Alokasia, Lidah Mertua, Sirih Merah, Bunga Krokot, Purple Love dan Anthuorium adalah beberapa jenis tanaman mereka miliki. Saat ini belum ada alokasi dana khusus untuk aktivitas tersebut. Sesekali memanfaatkan tutup toples bekas sebagai alas pot.

Ibu dan anak muslim bersama bunga matahari / vectorstock

Gaya Hidup Minim Sampah

Untuk mendukung kegiatan diatas, keluarga umma wiwi juga menerapkan gaya hidup minim sampah. Beliau mulai dengan melakukan perencanaan keuangan keluarga, dilanjutkan dengan merencanakan menu dan penyiapan makanan. Lalu tidak lupa melakukan pengolahan limbah rumah tangga.

 

Pengolahan Limbah Rumah Tangga

Untuk menimimalkan sampah plastik maka umma Wiwi selalu membawa tas reuseable setiap kali pergi keluar rumah. Keluarga ini juga menerapkan konsep sanitary landfill dengan menguburkan sampah rumah tangga yang mereka hasilkan. Kegiatan yang sudah dijalanin 3 bulan ini juga dilakukan pada sampah plastik dengan mencuci, mengkeringkan lalu mengelompokkan. Mereka juga menghidupkan sampah plastik sisa bumbu menjadi ecobrick.

 

Oksigen Sumber Kehidupan

Yup ummahat, kita tidak pernah tahu dari pohon manakah kita menghirup oksigen. Oksigen yang merupakan nikmat gratis dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala ini lambat laun mulai tercemar terutama di perkotaan. So tidak heran kan setiap negara pasti punya lembaga khusus untuk mengatur masalah lingkungan ini.

 
Manusia adalah Khalifah di Bumi

Tidak semua manusia sadar akan tugasnya diberi nafas hidup di Bumi Allah Subhanahu Wa Ta’ala seperti pada Surat Fatir ayat 39 berikut:

“Dialah Allah SWT yang telah menjadikan kalian generasi-generasi dan umat-umat yang meneruskan setiap umat sebelumnya, yaitu pengganti bagi orang sebelum kalian dalam bertahan hidup dan mengambil manfaat dari kebaikan-kebaikan bumi. Barangsiapa mengingkari keesaan Allah dan tidak mensyukuri nikmatNya, maka baginya itu kemudharatan dan konsekwensi kekufurannya. Kekufuran mereka tidak menambahi apapun di sisi Allah, Tuhan mereka kecuali kemarahan dan kebencian yang sangat dahsyat. Tidak pula kekufuran itu menambahi sesuatu kecuali kehancuran dan kerugian di akhirat ” (QS 35:39)

Pandemi untuk sebagian orang menjadi waktu kembali dekat dengan alam seperti halnya keluarga umma Wiwi, ummamin merasa beruntung tanaman-tanaman di pot bisa tumbuh dengan subur. Perubahan kecil yang kita lakukan mungkin tidak berdampak saat ini. Namun perilaku kita bisa warisan untuk anak cucu kita kelak ummahat.

 

Peran Muslim terhadap Urgensi Krisis Iklim

Cuaca saat ini berubah-ubah tanpa terduga dan sulit sekali untuk ditebak. Hal tersebut merupakan salah satu akibat dari adanya krisis iklim. Pada satu daerah matahari bersinar terang hingga menyebabkan kebakaran sedangan di daerah lain terjadi hujan deras hingga menyebabkan banjir. Kita sebagai khalifah memiliki kewajiban mensyukuri nikmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan menjaga keseimbangan ekologi di bumi.

 

Sampah Makanan

Ummahat, jika pergi ke pasar pasti menemui sampah sayur atau buah berserakan bukan? Yup ternyata makanan merupakan penyumbang tersebar pada sampah di bumi. Mata kita seringkali menipu seakan-akan perut kita dapat menampung beberapa porsi makanan sekali waktu. Nyatanya makanan tersisa dan menjadi mubazir.

 “…… makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan…..” (QS 7:31)

Produksi dan suplai yang berlebihan tidak sebanding dengan daya beli atau serap pada bisnis makanan. Mengingat makanan seperti sayur dan buah mudah sekali layu dan busuk. Akhirnya makanan tersebut yang tidak layak jual atau makan tersebut berakhir di tempat sampah.

Hal tersebut tidak dapat kita kontrol, namun kita bisa menunaikan tugas kita sebagai khalifah dengan membeli secukupnya dan mengolahnya dengan benar. Metode food preparation saat ini mulai marak untuk meminimalkan pengeluaran dan memaksimal makanan yang ada. Mari ummahat bijak mengelola makanan karena akan mengalir di setiap inci tubuh kita dan keluarga.

 

Pengelolaan Air Ala Rasulullah

Air merupakan sumber kehidupan yang wajib kita jaga kebersihan dan kesuciannya. Kita sebagai muslim wajib mensucikan diri dahulu sebelum beribadah menggunakan air, baru debu ketika air tidak dapat ditemukan. Penggunaan bahan-bahan rumah tangga seperti detergen, minyak dan sebagainya menvebabkan pencemaran.

“Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam mandi menggunakan air sebanyak satu sha‘ hingga lima mud. Sedangkan pada saat wudhu’, beliau Shalallaahu Alaihi Wassalaam menghabiskan air sebanyak satu mud,” (HR: Bukhari dan Muslim)

 Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam dalam riwayat Ahmad dan Ibnu Majah menegur seorang sahabat yang menggunakan air berlebihan saat berwudhu. Rasulullah berwudhu hanya dengan ¾ liter dan mandi tidak lebih dari 2.5 liter air. Yuk ummahat kita bijak dalam menggunakan air.

 Menanam dan Berkebun

Sejak masa pandemi siapa yang rela berkotor-kotor dengan tanah? Ya ummahat menanam dan berkebun adalah satu bentuk menunaikan tugas kita atas nikmat hidup di bumi. Ketika kita menanam maka kita otomatis menyediakan oksigen untuk kita hirup sendiri. Apabila kita memanam atau berkebun tanaman pangan maka kita dapat mengontrol jumlah dan memaksimalkan kemanfaatnya.

Kembali kepadaNya

Perkenalan singkat ummamin dengan umma Wiwi sekeluarga ternyata membuka banyak sekali pembahasan ya ummahat. Insyallah ketika kita kembali pada al quran dan hadist maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menunjukkan jalannya. So kapan ummahat ikut sedekah oksigen dengan tanaman hias?

 

Jazakunallah khairan katsiran.

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

 

Growing Umma
Sebuah ruang komunitas yang bercita-cita menjadi sahabat bertumbuh Umma bahagia dalam balutan taqwa.

Related Posts

Post a Comment