Hujan bagiku adalah hal yang tak pernah usang untuk diceritakan. Ada begitu banyak kenangan yang tak terlupakan. Ada tawa juga derai air mata saat teringat tentang hujan. Sebentar lagi kita akan memasuki musim penghujan, jika Allah berkehendak maka hujan akan turun hingga banyak bunga bermekaran.
Tentang Hujan dalam Prespektif Islam
Hujan adalah proses kondensasi uap air di atmosfer menjadi butir air yang cukup berat untuk jatuh ke bumi. Hujan sering kali dianggap sebagai penghambat dalam berkegiatan di luar rumah. Seperti cucian menumpuk tak kunjung kering, saat musim penghujan. Membuat mood sebagian Umma menjadi unhappy.
Alhamdulillah, berkat dakwah yang masiv dari kelompok influencer muslim, kegiatan mengolok-olok hujan mulai berkurang. Berganti dengan postingan doa ketika hujan turun membumi di kalangan teman sejawat.
Napas Islam kembali terasa dalam sendi kehidupan. Supaya kita bisa istiqamah dalam kebaikan memang dibutuhkan ilmu. Jika tidak, maka kehidupan kita akan selalu sama, menjelang musim hujan, kebahagiaan seakan direnggut begitu saja. Seakan-akan hujan merupakan momok yang menakutkan.
Hujan Didatangkan sebagai Pemberi Peringatan
"Jika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam melihat mendung di langit maka raut mukanya pun berbeda. 'Aisyah berkata, "Wahai Rasulullah, jika orang-orang melihat mendung mereka akan begitu girang. Mereka mengharap-harap agar hujan segera turun. Namun berbeda halnya dengan Engkau. Jika melihat mendung, terlihat wajahmu menunjukkan tanda tidak suka." Beliau pun bersabda, "Wahai 'Aisyah, apa yang bisa membuatku merasa aman? Siapa tahu ini adalah azab. Dan pernah suatu kaum diberikan azab berupa angin (setelah itu). Kaum tesebut (yaitu kaum 'Aad) ketika mereka melihat azab, mereka mengatakan, "ini adalah awan yang akan menurunkan hujan buat kita." (HR. Bukhari no. 4829 dan Muslim no. 899)
Begitu pula kisah Nabi Hud Alaihis Salam, kaum 'Aad ditimpakan azab berupa angin kencang, sebelumnya mendung pekat tak lazim menutupi langit Bani 'Aad. Meski demikian mereka tetap mengingkari bahwa itu azab yang mereka nantikan. Bukan memohon ampun yang mereka lakukan, tetapi mengatakan bahwa ini adalah awan yang akan menurunkan hujan bagi mereka.
Hendaknya kita memperbanyak doa saat mendung, sebab kita tidak tahu hujan yang akan datang membawa berkah atau sebagai azab balasan atas segala kesalahan. Bersikap hati-hati agar tidak menjadi golongan orang-orang yang sombong lagi melampaui batas. Mengambil kesempatan untuk bertaubat selagi ada waktu.
Hujan Merupakan Anugerah
“Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fushshilat : 39)
Hujan memiliki arti yang luar biasa bagiku, tepat setelah kehilangan Bapak hujan menyapa membasahi bumi. Masih akhir Juli, tetapi Allah menghendaki hujan sebagai pengingat bahwa harus ada doa yang sayup-sayup kukirimkan. Bukankah doa anak soleh adalah amalan yang tak terputus?
Maha Suci Allah, yang telah menurunkan air dari kumpulan awan sebagai rezeki, Allah berfirman:
أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ (68) أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ (69)
”Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamilah yang menurunkannya?” (QS. Al Waqi’ah : 68-69)
Bahwa Allah menjamin rezeki hamba-Nya, terasa begitu membekas. Kehilangan sosok ayah tak lantas, tak memperoleh rezeki. Hujan yang mengguyur tanah, membuat kami bisa bertahan hidup dengan menanam sayur-sayuran dan pepohonan.
Tentu Umma juga memiliki kenangan yang historis bersamaan hujan turun. Aroma petrikor terkadang mampu membuka kotak memori yang tersimpan apik.
Ada banyak hal yang bisa kita lakukan saat hujan turun. Meski banyak aktivitas yang terjeda, harus ada kegiatan pengganti supaya kita tidak mati gaya. Sebagai wujud syukur kita atas nikmat hujan.
1. Merasa Khawatir Saat Mendung
Memohon ampunan, berharap kehadiran angin dan hujan akan membawa manfaat bagi kita. Senantiasa takut akan azab Allah, memohon keselamatan. Seperti yang Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam kerjakan sewaktu datang cuaca mendung.
Hadits di atas, seyogianya membuat kita merasa kusut pikirannya mengingat apa yang Allah timpakan terhadap umat-umat terdahulu. Membuat kita takut akan adanya azab, seperti yang telah Allah turunkan kepada kaum yang durhaka.
2. Berdoa Ketika Hujan Turun
Senantiasa berlindung kepada Allah, dengan memohon agar hujan turun memberikan manfaat. Ini membuktikan bahwa kita yakin bahwa hujan datangnya dari Allah.
Jika teringat tentang Fir'aun dan rakyatnya, tentu kita ingat bagaimana mereka meminta Nabi Musa 'Alaihi Sallam untuk memohon pada Tuhannya, agar diturunkan hujan. Lalu setelah hujan turun, mereka tak lantas menyembah Allah. Mereka tetap mengingkari kekuasaan Allah.
Umma tentu akan bersemangat untuk berdoa, dan mengajarkan doa kepada anak-anak. Doa dalam gambar, merupakan doa yang dicontohkan oleh Rasulullah. Semoga mengalir keberkahan untuk kita semua.
3. Mengambil Berkah dari Hujan
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, ”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَ
“Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” (HR. Muslim No. 898)
Setelah membaca hadist ini rasanya nanti akan mudah mengizinkan anak-anak untuk sesekali bermain mandi hujan. Bagaimana dengan Umma? Pastinya ketika pulang dari pesta, kehujanan di jalan akan lebih mudah bersyukur. Sebab baju pesta kita akan terkena berkah air hujan.
Seperti yang Ibnu Abbas kerjakan saat hujan mulai turun, yaitu dengan memerintahkan istrinya untuk mengambilkan pelana dan bajunya. Tentu Ibnu Abbas ingin agar benda-benda kesayangannya terkena air hujan.
Jadi lebih tenang ya Umma, saat tanpa sengaja jemuran kita basah kembali oleh air hujan. Tak perlu merasa dongkol, sebab ada berkah Allah rupanya. Betapa lebih mudah melapangkan dada saat kita memahami syariat. Meski bukan petani kita bisa merasakan berkah hujan dengan langsung.
4. Ketika Hujan Lebat
5. Kesempatan Terbaik untuk Memanjatkan Doa
6. Berwudhu dengan Air Hujan
Air hujan termasuk air yang suci menyucikan, sehingga bisa dipergunakan untuk berwudhu. Bila airnya deras dianjurkan untuk berwudhu menggunakan air hujan, dikatakan demikian oleh Ibnu Qudamah. Sebagaimana hadits, "apabila air mengalir di lembah, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakan, Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang dijadikan Allah sebagai alat untuk bersuci." Kemudian kami bersuci dengannya." (HR Muslim, Abu Daud, Al Baihaqi, Ahmad, hadits sahih)
"Tentang hujan, ia datang menjumpaimu atas kehendak-Nya. Hitunglah jumlah rintiknya jika kamu mampu, sebanyak itu pula cinta-Nya turun ke bumi. Aku memiliki banyak kenangan bersama hujan. Bahkan petrikor mampu membuatku terbius, ada rindu yang terobati lalu berubah menjadi semakin merindu. Ingatan bergulir satu per satu, sembari kuhirup secangkir kopi arabika." ~ Lantana Ungu ~
Post a Comment
Post a Comment