Tidak jarang dalam suatu ikatan pernikahan, ada beberapa faktor yang menyebabkan pasangan menjadi pejuang LDM. Tetapi kebanyakan fakor penyebab pasangan menjadi pejuang LDM adalah karena pekerjaan. Siapakah disini umma yang sedang, mau, atau akan menjadi pejuang LDM? Eits.. sebelum menjawab, LDM itu apa sih?? Yuk, mari kita kaji bersama, Um!
Pejuang LDM
Tidak jarang ada yang menuliskan “pejuang LDM” pada status dan profil pada sosial media. Namun sebenarnya apa sih pejuang LDM itu umm? LDM adalah singkatan dari Long Distance Marriage atau hubungan jarak jauh pada pernikahan. Menjalani LDM buka merupakan sesuatu yang mudah. Pernikahan yang bernilai pahala ketika sepasang suami istri bersama tidak dapat dilaksanakan. Selain ketabahan ekstra, menahan rindu juga harus dilalui. Tidak semua pasangan mampu menjalani LDM. Lalu, kenapa masih banyak pasangan yang memilih menjalani hubungan seperti ini?
Alasan Menjadi Pejuang LDM
Berbagai alasan melandasi sepasang suami istri menjalani LDM. Alasan pertama yaitu menempuh pendidikan di luar kota maupun luar negeri yang tidak memungkinkan untuk memboyong keluarga. Lalu pasangan memiliki pekerjaan yang mengharuskan untuk tidak selalu tinggal bersama keluarga, misalnya pelaut, pekerja tambah, tentara di daerah konflik dan sebagainya. Bisa jadi karena merawat orang tua yang menjadi salah satu alasan terjadinya LDM.
Menjaga LDM tetap Harmonis
1. Komitmen
Untuk menjalani LDM perlu tetap fokus pada komitmen pernikahan satu dan yang utama yaitu kesetiaan. Selalu mengingat alasan yan mendasari keputusan LDM antara kedua pasangan.
2. Komunikasi
Faktor komunikasi merupakan kunci penting dari pernikahan, untuk yang tinggal bersama maupun LDM. Di era digital komunikasi antara pasangan menjadi lebih mudah daripada dahulu. Apabila komunikasi dahulu hanya melalui surat atau telepon suara namun saat ini panggilan video sangat mudah dilakukan setiap saat kapan saja dan dimana saja.
3. Saling percaya
Apabila kedua pasangan dapat menjaga komitmen dan berkomunikasi dengan baik maka akan timbul rasa percaya sehingga satu sama lain lebih mudah menjalani LDM
4. Konsisten
Untuk saling mengubungi satu sama lain harus dilakukan secara teratur dan konsisten untuk saling membagi cerita satu sama lain
5. Empati
Keterbukaan satu sama lain harus dilakukan mengingat hubungan jarak jauh menyebabkan pasangan tidak dapat mengetahui suasana dan kondisi pasangan. Meskipun setiap pasangan memiliki bahasa cintanya masing-masing namun satu sama lain harus bekerjasama agar saling berempati.
6. Quality Time
Jumlah atau durasi pertemuan pasangan sangat terbatas, maka setiap pertemua harus berkualitas dan bermakna. Beraktivitas bersama yang dapat menyatukan emosional satu sama lain sangat disarankan, misalnya berolahraga bersama.
7. Simpan Memori
Tidak semua pasangan memiliki ekspresi yang sama, namun menyimpang foto pasangan di dompet maupun pigura di ruang kerja atau rumah menjadi saah satu untuk menyimpan memori indah satu sama lain.
Hukum LDM
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS 30:21)
Melalui ayat tersebut jelas tujuan dari menikah yaitu untuk saling berbagi rasa kasih sayang sehingga merasa tentram. Apakah rasa tentram akan tercapai bila suami istri tinggal berjauhan? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.” (HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400).
Jelas bahwa pernikahan dari pasangan suami dan istri seharusnya saling mendampingi secara fisik dan batin. Lalu apabila ada pemisahan secara fisik apakah sesuai dengan tujuan menikah? Apalagi secara fitrah pasangan suami istri harus bertemu secara rutin dan LDM membuat urusan tersebut tidak terpenuhi.
LDM dalam rumah tangga hukumnya jaiz (boleh) dengan syarat :
1. LDM boleh dilakukan tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun, melainkan karena kerelaan dan kesedian kedua pasangan suami dan istri.
2. Selama LDM nafkah lahir dan batin dari suami kepada istri harus ditunaikan dan secara periodik (rutin) bertemu sehingga nafkah batin pun tetap terpenuhi.
3. Andaipun suami belum bisa memberikan nafkah lahir, akan tetapi istri ridlo dengan keadaan ini, maka LDM pun menjadi boleh. Misalnya pernikahan pasangan ketika masa kuliah dan kedua orang tua masih bersedia menanggung nafkah mereka. Namun suami harus tetap berikhtiar mencari nafkah sesuai kewajibannya sebagai suami.
4. Selama LDM, baik suami maupun istri harus menjaga diri dengan syariat Islam, terutama dalam pergaulan sosial. Suami dan istri harus menjaga iffah, kehormatan diri, dengan tidak bergaul bebas dengan lawan jenis.
Sampai kapan LDM ?
Meskipun seluruh kondisi tersebut terpenuhi namun tidak bersifat permanen karena sebaik-baiknya pernikahan adalah berkumpul bersama. Kemudlaratan adalah salah satu alasan kuat untuk menyudahi LDM apalagi apabila telah memiliki buah hati. Anak-anak membutuhkan peran kedua orang tua laki-laki dan perempuan dengan porsi yang sama sesuai dengan fitrah masing-masing.
Bagaimana umma adakah kebaikan menjadi pejuang LDM? Jelas bahwa sebaik-baiknya pernikahan adalah berkumpul bersama ya. Semoga untuk umma pejuang LDM dimudahkan menjalani masa tersebut. Lalu disegerakan dan dimudahkan berkumpul kembali.
Post a Comment
Post a Comment