الرَّحِيم الرَّحْمَنِ اللَّهِ بِسْمِ
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah bertemu lagi dengan ummamin, apa kabar ummahat? Semoga selalu sehat dalam lindungan Allah Subhahu Wa Ta’ala. Kali ini kita akan belajar meneladani sifat Khadijah, wanita yang pertama masuk islam. Siapa lagi kalo bukan yaitu Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu anha. Mari mengulik inspirasi dari Khadijah untuk perempuan millenial.
Wanita Pertama Masuk Islam
Kita semua tahu bahwa Khadijah binti Khuwailid merupakan istri pertama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Manusia pertama yang beriman pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Manusia pertama yang wudhu dan shalat setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Manusia pertama dari umat Muhammad yang mendapat kabar gembira rumah di surga.
Yuk, kita belajar kisah Khadijah dari masa kecilnya hingga kehidupan rumahtangganya dengan Rasulullah..
Kisah Perjalanan Hidup Khadijah
Masa Kecil Khadijah
Khadijah binti Khuwailid adalah sayyidah wanita sedunia pada zamannya. Putri dari Khuwailid bin Asad bin Abdul Izza bin Qushai bin Kilab al-Qursyiyah al-Asadiyah. Beliau dilahirkan 15 tahun sebelum tahun Gajah. Khadijah dijuluki ath-Thahirah, artinya bersih atau suci. Beliau tumbuh menjadi seorang wanita yang cerdas dan mulia. Beliau dikenal sebagai wanita yang kaya raya karena sukses dalam perniagaannya, cerdik dan memiliki perangai yang luhur. Bakat tersebut beliau memiliki dari ayahandanya yang merupakan pedagang kaya yang disegani di kalangan Quraisy.
Pertemuan Khadijah dengan Rasulullah
Perkenalan dengan Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam Shallallaahu Alaihi Wasallam diawali saat mencari orang yang dapat menjualkan dagangannya. Saat itu Khadijah mendengar tentang Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam sebelum bi'tsah (diangkat menjadi Nabi) yang memiliki sifat jujur, amanah dan berakhlak mulia. Khadijah meminta kepada Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam untuk menjual dagangannya bersama seorang pembantunya bernama Maisaroh.
Allaah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan perdagangan tersebut menghasilkan laba yang banyak, hingga membuat Khadijah binti Khuwailid merasa gembira dan semakin takjub pada kepribadian Rasulullaah. dan mulai saat itu muncul dalam benaknya sebuah perasaan yang lain daripada biasanya.
Pernikahan Khadijah dengan Rasulullah
Pernikahan keduanya diawali ketika sahabat Khadijah yaitu Nafisah binti Munabbih diminta untuk bertanya pada Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam Shallallaahu Alaihi Wasallam. Sahabat beliau menanyakan pada Rasulullah “Apakah bersedia menikah dengan seorang bernama Khadijah binti Khuwailid?”. Pada saat itu Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam Shallallaahu Alaihi Wasallam menjawab “bersedia menikahi wanita tersebut”.
Tidak lama setelah itu, pernikahan pun dilangsungkan. Akad pernikahan ini dihadiri oleh para keluarga dari kalangan Bani Hasyim dan para pembesar kabilah Mudhar. Dalam pernikahan ini, Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam memberikan mahar berupa 20 ekor unta muda. Pernikahan ini terjadi setelah dua bulan Rasulullah kembali dari Syam.
Apabila harga seekor unta sedikit di atas harga sapi, misalnya Rp 30 juta per ekor. Maka setidaknya nilainya secara akumulatif berkisar Rp 600 juta. Masyallah Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam Shallallaahu Alaihi Wasallam begitu memuliakan beliau. Berapapun mahar yang dahulu kita peroleh, semoga menjadi keberkahan dalam pernikahan ummahat. Aamiin ya Rabb
Kehidupan Rumah Tangga Khadijah dengan Rasulullah
Allaah Subhanahu wa Ta'ala memberikan karunia kepada rumah tangga Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam dan Khadijah. Rumah tangga mereka dipenuhi dengan kebahagiaan dan nikmat yang melimpah, dan salah satu nikmat melimpah itu adalah dikarunia putra-putri yang bernama: al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum, Fatimah. Semua putra Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam Shallallaahu Alaihi Wasallam wafat ketika masih anak-anak. sedangkan semua putri beliau hidup di masa penyebaran Islam, semuanya memeluk Islam dan semuanya ikut berhijrah.
Besarnya Cinta Rasulullah pada Khadijah
Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Beliau berkata kepada Rasululllah SAW, “Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.
Rasulullah menjawab, "Jauh dari itu ya Khadijah. Engkau telah mendukung dakwah Islam sepenuhnya,” jawab Rasulullah.
Khadijah meninggal dunia pada tahun ke-10 paska bi'tsah Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam Shallallaahu Alaihi Wasallam . Tahun tersebut disebut amul huzni dimana Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam Shallallaahu Alaihi Wasallam dalam keadaaan duka cita yang amat mendalam. Bagaimana tidak karena separuh jiwa beliau pergi. Sudah peluk cium suami hari ini ummahat?
Meneladani Sifat Khadijah binti Khuwailid
1. Pintar
Menurut alhi sirah dan sejarawan bersepakat bahwa keislaman beliau berdasarkan rasional yang matang, bukan hanya karena beliau merupakan istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Bahkan beliau yang meyakinkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengenai bi'tsah. Khadijag juga mampu menjadi women enterpreneur sukses di masanya.
2. Sabar
Khadijah dengan begitu sabarnya tidak pernah sama sekali mengeluh atau bahkan mempertanyakan tentang tindakan Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam uzlah dan tahannuts. Tidak ada hal yang lebih disukai Rasulullah dalam kesehariannya selain beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Setiap satu bulan penuh di setiap tahunnya Rasulullah tinggal di dalam Gua Hira'. Beliau mulai sering uzlah (mengasingkan diri) dari kaumnya. Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam biasa ber-tahannuts di gua Hira yang terletak di Jabal Nur, dengan membawa bekal air dan roti gandum.
3. Ikhlas
Khadijah merupakan wanita terhormat dari kalangan orang kaya. Seluruh harta kekayaan itu diserahkan untuk Allah dan Rasul-Nya hingga tidak memiliki apa-apa lagi. Khadijah terus mendukung Rasulullah memperjuangan agama Islam. Kita patut belajar ikhlas semua semata karena dan untuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala
4. Mampu menempatkan diri
Khadijah mampu menempatkan diri sebagai istri, ibu dan enterprenuer. Khadijah menjalankan kewajibannya dan menyelesaikan tugas-tugasnya di rumah ketika Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam berdakwah. Beliau tetap menyusui Fatimah kecil meski asi tak lagi keluar karena menahan lapar. Selain itu Khadijah juga maju untuk membantu Rasulullaah Shallallaahu Alaihi Wasallam jika terjadi konflik. Bagaimana dengan kita ummahat, sudah mampukah kita menempatkan diri ?
5. Komunikasi yang Baik
Khadijah Radhiyallahu anha menjadi perantara Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan Waraqah bin Naufal. Khajidah melakukan hal tersebut ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendapat wahyu pertamanya. Khadijah menjadi perantara dengan kemampuan komunikasinya yang baik untuk meyakinkan pesan bi'tsah melalui pendeta nasrani tersebut.
6. Wanita pekerja
Beliau aktif menjadi enterpreneur sebelum masa bi'tsah. Khadijah mampu menjaga menjaga dirinya, kehormatannya, auratnya selama bermitra dengan lawan jenis. Beliau juga sangat menghargai kinerja orang lain dan pandai memaksimalkan potensi dirinya.
Masyallah rasanya ummamin ingin mengorek sejarah untuk menuliskan inspirasi yang dapat kita ambil dari meneladani sifat Khadijah binti Khuwailid. Malu rasanya jika kita sedikit-sedikit mengeluh setelah membaca sejarah beliau. Semoga kita bisa meneladani semangat perjuangan beliau sebagai istri, ibu dan berdakwah untuk Allah Subhanahu Wa Ta‘ala. Aamiin Ya Rabb.
Jazakunallah khairan katsiran.
Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
Post a Comment
Post a Comment