Report Abuse

Growing Umma

Pernah gak merasa gagal menjadi ibu?

9 comments
Apa sih menurut umma tugas seorang ibu? Pernah gak merasa gagal menjadi ibu? Pasti pernah mendengar kata atau ucapan dari lingkungan terdekat yang mengomentari peran kita sebagai ibu. Selalu saja ada saja celah dari apa yang kita lakukan menuai komentar. Yuk kita bahas ini bersama.

Supermom


Istilah supermom yang merupakan ibu hebat ini, nyatanya dideskripsikan dengan luar biasa di benak masyarakat. Sesempurna itu hingga banyak ibu yang mengalami stress karena beragam komentar tidak menyenangkan hadir. Tidak sedikit pula ibu yang akhirnya lupa bersyukur atas karunia nikmat yang telah diperolehnya.

Menjadi supermom


Akar masalah


Benak masyarakat umumnya menerima paparan media mengenai gambaran kriteria kesempurnaan seorang ibu. Gambaran yang ditunjukkan figur publik yang hanya menampilkan sekelumit kehidupan mereka. Meskipun hanya untuk tujuan entertainment, nyatanya kekuatan media mampu menembus akal sehat, nalar bahkan hati nurani manusia.

Dokrin ini tidak hanya terjadi dimasa sekarang, namun menjadi momok yang menahun dan diwariskan. Kita pasti pernah mencoba mengeluarkan gundah gulana pada generasi di atas kita. Misalnya kepada ibu kita, beliau pasti akan sedikit banyak menceritakan masa dimana beliau mengalami hal serupa. Meski tidak sedikit yang sudah melek mengenai mom shamming, nyatanya masih saja banyak komentar negatif yang terjadi pada kehidupan nyata.

Merasa gagal menjadi ibu


Apa sih komentar yang membuat umma merasa gagal menjadi ibu? Seringkali komentar bahkan mulai datang sebelum kita menjadi ibu. Misalnya ketika belum hamil padahal baru saja menikah bulan lalu. Hahaha. Komentar mulai santer mengudarakan ketika memasuki fase melahirkan. Komentar jahat hadir pada para ibu yang melahirkan secara secar karena ada faktor medis yang tidak memungkinkan persalinan pervagina. Belum lagi bila ada udzur tidak bisa menyusui sang bayi padahal sudah berdaya diri. Apalagi komentar ini datang dari orang-orang pada ring pertama alias suami atau keluarga.

Pernah merasa gagal menjadi ibu


Minimnya support system


Peralihan hormon kehamilan paska persalinan yang belum stabil sering kali menyebabkan baby blues. Sindrom ini terjadi karena ada shock peralihan dari seorang istri menjadi ibu ataupun dari seorang suami menjadi ayah. Ketidaksiapan mental ini sering kali muncul karena rendah literasi mengenai mental health. Ketika tidak ada support system dari keluarga terutama suami sindrom ini bisa meningkat menjadi post partum depression. Pada kondisi ini inner child seringkali ikut menyeruak ke permukaan memperparah kejiwaan seorang ibu baru.

Bijak bersosial media


Seperti halnya saat kita pms yang menjadi lebih sensitive, maka pada masa peralihan ini kita kan mudah merasa baper dengan komentar atau tampilan dunia orang lain. Hal tersebut akan menyebabkan kita akhirnya lupa mencinta diri sendiri dan bersyukur telah melalui proses sejauh ini. Pada masa tersebut kita juga seringkali mencari penghiburan melalui dunia maya. Tidak jarang malah kita terperangkap pada gemerlapnya media sosial yang hanya menampilkan keinginan dipuja manusia semata.


Kembali Percaya Diri


Saat ada yang berkomentar “kurang iman!”, sebagai muslimah kita tidak boleh marah ya ummahat. Pada posisi tersebut memang yang terbaik adalah mendekatkan diri kembali ke Rabb, kenapa karena pada masa nifas kita kehilangan momen berpacaran denganNya. Kembali berprasangkan baik kepadaNya bahwa ini semua memang bagian dari qadarAllah. Kita bisa memulai memperbanyak dzikir dengan membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil serta beristigfar. Kita juga dapat mendengarkan kajian serta memperbanyak sedekah. Saya pribadi bersyukur bertemu komunitas growing umma loh.


Menjadi ibu hebat

Berdaya dan berkarya


Setelah memiliki anak tidak jarang para ibu akhirnya memiliki di rumah saja. Mereka lebih memilih sepenuh membersamai tumbuh kembang anaknya. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut salah satunya sebagai madrasah ula. Bagaimana dengan umma? Pada posisi ini pun komentar tidak menyenang juga datang membandingkan ibu pekerja dan ibu rumah tangga.

Saya pribadi yakin semua ibu ingin sepenuhnya membersamai anak. Namun tidak bisa, misalnya ibu yang memang harus bekerja karena kepala keluarga telah berpulang atau sakit. Namun tidak semua ibu siap menerima sepenuhnya keterbatasan yang akan terjadi jika pemasukan hanya dari satu pintu. Oleh karena itu banyak ibu yang harus berkarya dan bekerja di ranah publik. Semoga dimudahkan ya umm.

Perbedaan Pola Pengasuhan


Penelitian mengenai bakat atau fitrah mulai digaungkan untuk mempersiapkan generasi akhir jaman yang tahan banting. Oleh karena itu pola pengasuhan saat ini jelas berbeda dengan jaman dulu. Hal ini juga terus menuai komentar negatif dari lingkungan.

Parental Burnout


Parental burnout juga sering menyerang ibu karena kelelahan dalam pengasuhan. Alih-alih menjaga kewarasan dengan menurunkan ekspektasi semua harus bersih. Nyatanya juga terus dicerca dengan komentar tidak menyenangkan.

Fatherless


Kurangnya peran ayah dalam pengasuhan generasi terdahulu, tidak jarang menyebabkan para ayah mengulangi kesalahan yang sama. Ketidakhadiran ini jelas menjadi salah satu masalah dalam tumbuh kembang anak. Namun kembali lagi komentar menyalahkan akan datang hanya kepada ibu.

Tak usah merasa gagal menjadi ibu


Kita sebagai manusia jelas tempat salah dan dosa. Belajar merupakan ikhtiar yang wajib kita tunaikan untuk menjadi ibu. Meskipun kita tidak terlihat sehebat ibu di luar sana, tengoklah anakmu sejenak, mereka akan tetap lari ke pelukanmu, mereka akan tetap merasa nyaman bersamamu, dan tulus menerima apa adanya dirimu.

Menjadi happy mom



Teruslah belajar mencari lautan ilmuNya untuk perbaiki diri. Teruslah mencoba menjadi ibu terbaik versi dirimu umm. Jangan bersedih hati wahai saudaraku, karena sejatinya anak tidak butuh supermom namun mereka butuh happy mom. InshaAllah kita tidak akan pernah merasa gagal menjadi ibu.
Prima Santi
Seorang ibu rumah tangga pembelajar.

Related Posts

9 comments

  1. Terlebih jd single mom macam aku waah sering sekali merasa gagal jadi ibu. Tapi sekaligus juga bangga pada diri sendiri sejauh ini bisa bertahan dengan keadaan dan bisa bikin anak2 sekecil itu paham dengan keadaan pun jadi kebanggaan tersendiri...
    Semangat utk para ibu2 hebat 🤗

    ReplyDelete
  2. Kalo menurut aku, sih, gak ada istilah gagal jadi ibu selama tumbuh kembang anak baik. Karena memang sulit tugas seorang ibu. Tapi, kadang kepengaruh omongan orang, jadinya kebawa baper.

    ReplyDelete
  3. Saya banget nih
    Merasa kurang ini kurang itu dalam merawat anak anak
    Walaupun sudah berusaha sebaik mungkin, terlebih pengetahuan nutrisi dan parenting selalu berkembang

    ReplyDelete
  4. Setiap ibu memiliki karakter dan pola pengasuhan sendiri ya. Bagi satu ibu hal itu mungkin kurang tepat, tapi ibu lain siapa tahu malah justru bermanfaat. Jadi setuju kalau tidak ada kata gagal, Apalagi selagi terus berusaha, belajar dan memperbaiki diri

    ReplyDelete
  5. Buat daku calon ibu, artikel ini jadi reminder, agar dapat belajar dan belajar dari pengalaman siapa saja

    ReplyDelete
  6. Setujuuu..anak tidak butuh supermom namun mereka butuh happy mom. Maka jadi versi terbaik diri adalah solusi.
    Artikel yang jadi reminder. Thanks

    ReplyDelete
  7. Sepakat, jangan pernah merasa gagal menjadi ibu, karena setiap orang itu berproses. Jadi nggak perlu lah membanding-bandingkan diri dengan orang lain, karena apa yang kita alami, lingkungannya juga beda.

    ReplyDelete
  8. wah, sangat luar biasa. Menjadi seorang ibu itu adalah hal yang sangat mulia meski begitu harus terus belajar dan belajar bagaimana membesarkan buah hati dengan zaman yang kian terus berubah ini.

    ReplyDelete
  9. Parental burnout ini beneran sering menyerang ibu karena kelelahan dalam pengasuhan. Apalagi kalau semuanya dikerjakan sendiri ya kak

    ReplyDelete

Post a Comment