Bagi umma yang belum tercerahkan mau agenda healing bersama keluarga di luar rumah. Boleh coba membangun bonding dengan bermain STEAM. Metode ini mulai direkomendasikan menjadi bagian dari kurikulum pembelajaran di sekolah loh. Mau tahu lebih lengkap simak pemaparan berikut ini.
Bermain sambil Belajar
Pendidikan STEAM memfokuskan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika melalui seni dan desain. Wow wow bermain apa ini kok pakai ilmu segala ya umma? Umma tidak perlu risau dan berpikiran bahwa ini terlalu berat. Hehe. Kita mulai saja dengan niat ikhlas dan bismillahirrahmanirrahim. InsyaAllah akan dimudahkan, Aamiin.
Bermain sambil belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan perasaan senang, tanpa paksaan, namun memiliki pola-pola yang diharapkan mampu menciptakan hasil guna perkembangan baik bagi diri anak.
Apa itu STEAM ?
STEAM merupakan singkatan dari Sains (science), Teknologi (technology), Teknik (engineering), Seni (art) dan Matematika (mathematic). Awalnya hanya STEM kemudian pada perjalanannya ditambahkan seni sebagai bagian dari metode ini. Metode ini di Indonesia kemudian diadaptasi dengan kearifan lokal dengan nilai Ketuhanan yang Maha Esa menjadi STrEAM.
Sains
Anak akan belajar segala kajian tentang fenomena alam, keterampilan proses sains dalam mengeksplorasi alam. Melalui proses mengamati, bertanya dan membuat prediksi. Anak kemudian bisa merancang, bereksperimen dan diakhir dengan berdiskusi.
Harapannya anak mengeksplorasi berbagai hal dengan mencari data yang sesuai, lalu menemukan hubungan serta pola dari kejadian yang ada. Metode ini dapat membuat anak menjadi lebih peka akan kejadian yang terjadi. Selain itu, hal ini juga dapat membentuk anak untuk menjadi lebih kritis dalam berpikir.
Umma jadi ingat saat anak-anak belajar tentang angin dan hujan dengan metode quranbasedplay. Setelah bermain mereka langsung peka saat melihat tanda-tanda alam. MasyaAllah.
Teknologi
Anak akan belajar segala inovasi untuk memodifikasi alam. Hal tersebut bertujuan agar memenuhi kebutuhan manusia. Anak belajar melalui semua jenis alat yang membantu dan mempermudah pekerjaan.
Anak belajar teknologi ciptaan Allah yaitu anggota tubuh. Begitu juga teknologi ciptaan manusia dari tingkat sederhana maupun tingkat tinggi. Hal ini agar anak dapat menggunakan dan juga mengembangkan apa yang mereka gunakan.
Cara ini dapat membantu anak untuk mencari tahu apa minat serta bakat yang mereka miliki. Umma ingat saat melatih anak-anak untuk mandiri. Mata mereka berbinar ketika anggota tubuhnya mampu melakukan hal-hal sederhana selayaknya orang dewasa.
Teknik
Anak akan belajar pengetahuan dan keterampilan untuk mendesain serta mengkonstruksi mesin, peralatan dan sistem, material. Hal tersebut bermanfaat bagi manusia secara ekonomis dan tetap ramah lingkungan.
Anak akan belajar mengenai ilmu rekayasa untuk memecahkan masalah. Pada saat menggunakan bahan, desain, kerajinan, dan bangunan, anak akan memahami bagaimana dan mengapa suatu benda atau alat itu bekerja. Melalui simulasi, anak memecahkan sebuah masalah.
Sejujur dahulu umma sering kesal ketika semua mainan dituang dan dicampur menjadi satu. Namun belakang umma belajar bahwa dengan cara itu mereka dapat mengkontruksikan mainan satu dan lainnya menjadi berbeda.
Anak akan belajar pola pikir kreatif untuk membantu para stockholder dalam berinovasi dan menyelesaikan masalah dimasa depan. Anak dilatih bereksplorsi secara aktif dengan seni dalam kehidupan sehari-hari. Anak dilatih mengekspresikan apa yang diketahui dan dirasakan.
Aspek ini untuk melatih anak dalam bereksperimen dengan imajinasi yang mereka miliki. Anak dapat mengeksplorasi pikiran serta kreativitas yang dimiliki. Anak dapat melakukan berbagai macam keinginan mereka tanpa harus mengikuti struktur yang ada.
Umma ingat ketika sedang bermain si Kaka melakukan pola yang berbeda dengan si Adik ketika bermain hal yang sama. Melalui hal itu umma paham bahwa pola itu adalah seni dari masing-masing anak.
Matematika
Anak belajar mengenai ilmu tentang pola dan hubungan-hubungan yang ada di dunia. Anak belajar angka, pengukuran, pola, geometri dan seterusnya yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut bertujuan agar anak dapat menggunakan logika sistematis dan pemodelan dalam memecahkan masalah. Harapannya anak dapat diajak untuk melakukan prediksi atas setiap pilihan dalam memecahkan masalah di masa depan. Kaka dan adik sangat konsen dengan perhitungan apalagi kalau pembagian jatah jajan. Hihi
Tahapan Bermain STEAM
Pada proses bermain orang tua wajib melakukan riset maupun percobaan terlebih dahulu. Hal tersebut agar proses belajar anak dalam bereksplorasi secara optimal. Bermain STEAM didahului dengan melakukan pengamatan (Amati) , lalu membayangkan (Bayangkan) , diakhir dengan mencari tahu (Cari Tahu).
Membangun Bonding dengan Bermain STEAM
Pada proses bermain seringkali orang tua akan menemukan AHA moment yang akan tertanam pada benak anak-anak. Hal ini sudah sering umma rasakan ketika bermain bersama kaka dan adik meskipun usia mereka masih dibawah 4 tahun. Momen yang tidak terduga dan seringkali umma tidak prediksi.
Tahapan bermain STEAM dapat diadaptasi pada pada kegiatan sehari-hari untuk mengasah daya berpikir anak. Ketika pada proses bermain STEAM terencana, anak-anak akan dengan mudah melalui tahapannya dan menyelesaikan permainan. Pada prosesnya ini umma merasakan bahwa metode ini dapat membangun bonding.
Metode ini tidak dapat dilakukan hanya sekali dua kali saja. Namun harus dilakukan sebagai kebiasaan baik. Setiap pertanyaan yang diajukan saat bermain STEAM membuat orang tua memahami cara dan pola berpikir anak. Pola tersebut menunjukkan potensi, minat dan bakat anak. Hal tersebut menginisiasi orang tua untuk mencari cara mengasah dan mengoptimalkan poin-poin tersebut.
Agak berat ya pemaparan umma kali ini, sejujurnya untuk umma iya. Terkhusus untuk mengasah daya nalar anak usia dini yang berorientasi pada belajar dari proses bermain. Semoga rekomendasi ini bisa menjadi salah satu jalan ya umm. Untuk membangun bonding dengan bermain STEAM di rumah terutama di masa pandemi saat ini. Sampai jumpa pada artikel selanjutnya.
Post a Comment
Post a Comment