Report Abuse

Growing Umma

7 Stimulasi Bicara pada Anak

Post a Comment

7 Stimulasi bicara pada anak

Anak dengan tumbuh kembang yang baik dan sesuai dengan usianya adalah dambaan setiap orang tua. Oleh karena itu, penting bagi orang tua memantau perkembangan anak. Untuk dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak, salah satu usaha yang dapat kita lakukan sebagai orang tua adalah dengan memberikannya stimulasi, termasuk untuk kemampuan bicaranya. Bagaimana melakukan stimulasi bicara pada anak? Simak ulasannya berikut ini yuk, Umma.

KAPAN ORANG TUA DAPAT MEMBERIKAN STIMULASI BICARA PADA ANAK?

Anak dapat diberikan stimulasi bicara sedini mungkin, bahkan saat ia belum lahir. Mengajak anak bicara sejak dalam kandungan dapat merangsang pendengarannya. Selain itu, suara Umma saat berbicara pada janin juga dapat merangsang kecerdasannya. Hal tersebut menjadi bekal penting terhadap proses stimulasi bicara pada anak selanjutnya.

TIPS MEMBERIKAN STIMULASI BICARA PADA ANAK

Kemampuan berbicara merupakan salah satu dari beberapa aspek perkembangan anak yang terjadi pada periode emasnya, yaitu mulai 0-3 tahun. Maka penting untuk orang tua berperan aktif dalam proses perkembangan tersebut. Nah, di bawah ini sudah saya rangkum tips-tips yang dapat Umma lakukan sebagai stimulasi bicara pada anak.

tips stimulasi bicara pada anak

1. Hindari babbling seperti bayi

Bayi yang sudah mulai mengoceh memang lucu ya Umma. Namun kita sebagai orang tua sebaiknya tidak meniru pengucapan anak yang belum jelas. Ajak anak bicara dengan bahasa yang jelas layaknya orang dewasa. Misalnya, hindari bilang “cucu” untuk menunjukkan susu, atau “loti” untuk menunjukkan roti. Dengan begitu, anak akan belajar bagaimana seharusnya sebuah kata diucapkan dengan benar.

2. Berikan reward

Berikan reward setiap anak mengucapkan kata baru. Contohnya, saat anak sudah tidak lagi menyebut sebuah mobil dengan kata “bum-bum”, apresiasi kemampuannya dengan katakan “wah adik sudah bisa bilang ‘mobil’ dengan jelas. Mobil apa itu ya?”.

3. Ajukan pertanyaan

Menyambung contoh pada poin sebelumnya, ajukan pertanyaan. Mengajukan pertanyaan dapat mendorong anak berkomunikasi. Pertanyaan dapat memancing anak berbicara. Lakukan hal ini bahkan sejak anak masih bayi dan belum bisa bicara. Nah, untuk bayi yang belum bisa berbicara, Umma jawab sendiri pertanyaan yang Umma berikan 😄 Misalnya, “Adik pipis ya? Iya? Ganti popok dulu ya… Ganti popoknya sama siapa? Sama mama ya sayang…” Biasanya anak akan merespon dengan mengeluarkan suara-suara sambil menggerakkan tangan dan kakinya.

4. Bacakan buku

Buku merupakan teman bermain anak yang dapat merangsang kecerdasannya. Di dalam buku, anak dapat menemukan kosakata baru yang sangat bermanfaat untuk perkembangan bicaranya. Sesuaikan buku dengan usia anak. Berikan soft book atau board book agar tidak mudah rusak, dengan gambar dan warna yang menarik. Tunjuk gambar pada buku sambil ucapkan namanya. Contohnya:
“Ini kucing”.
“Kucingnya berwarna putih”.
“Kucingnya sedang makan”.
Jika anak sudah mulai bisa mengucapkan banyak kata, saatnya Umma bertanya 😁
“Ini apa?”.
“Kucingnya warna apa?”.
“Kucingnya sedang apa ya?”.

5. Beri arahan sederhana

Biasanya anak di atas satu tahun sudah mulai bisa mengikuti arahan. Namun jangan langsung memberikan arahan yang cukup panjang. Lebih baik membaginya menjadi beberapa arahan sederhana. Misalnya, “Tolong ambil botol minum adik”. Lalu setelah ia berhasil mengambil botol minumnya, Umma bisa melanjutkan dengan arahan lain seperti “Buka tutup botolnya”, kemudian “Minumnya sambil duduk ya…”

6. Koreksi kosakatanya

Biasanya anak belum bisa melafalkan kata-kata baru dengan sempurna. Di awal periode bicaranya, banyak konsonan yang belum dapat diucapkan. Anak juga cenderung menyingkat frasa seperti “Ma, num…” untuk bilang “Mama, mau minum”. Umma koreksi dengan bilang "Adik mau minum ya? Ini minumnya".
Terkadang anak juga mengucapkan kata yang baru ia ketahui secara terbalik. Misalnya “rebok” untuk robek, “stasuin” untuk stasiun. Ini terjadi pada anak saya sih, Umma 😅 Jika hanya terjadi sesekali saja dan tidak sering, hal tersebut masih wajar. Langsung koreksi kata-katanya agar selanjutnya ia dapat melafalkan kata tersebut dengan benar.

7. Gunakan isyarat

Menggunakan isyarat untuk memperjelas kata-kata dapat membuat anak lebih paham. Ucapkan “iya” sambil mengangguk, atau “tidak” sambil menggeleng. Gerakan tangan Umma seperti sedang menyuap makanan saat bilang “makan”. Cara ini dapat memudahkan Umma dan anak berkomunikasi.

Stimulasi bicara yang orang tua lakukan pada anak sangat berpengaruh terhadap kemampuan komunikasinya. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, anak dapat membangun hubungan dengan lingkungan sosialnya kelak. Semoga tips-tips di atas bermanfaat ya, Umma 😊

Pentingnya stimulasi bicara pada anak


Related Posts

Post a Comment